Selasa, 21 Juni 2011

hari lansia

Menyambut Hari Lanjut Usia 29 Mei 2011

MEMBANGUN KEMANDIRIAN LANSIA
Oleh : Reyta Noor Oktandari, SKM


            Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan kemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, kelompok Lanjut Usia  (Lansia) dan keluarga miskin. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH), peningkatan usia harapan hidup akan menyebabkan semakin bertambahnya proporsi penduduk Lansia. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan penduduk lansia sebesar 9,77 % pada tahun 2010 dan akan meningkat menjadi 11,34 % pada tahun 2020. Pada tahun 2015 Millenium Development Goals (MDG’s) mentargetkan Usia Harapan Hidup (UHH) menjadi 72 tahun, sedangkan pada saat ini Usia Harapan Hidup di Indonesia telah mencapai 70,6 tahun ( SDKI tahun 2007). Lansia merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap berbagai masalah psikososial dan gangguan kesehatan. Pengalaman di Negara – Negara maju menunjukkan bahwa kelompok lansia memerlukan perhatian khusus dan lebih besar karena berbagai hal antara lain banyaknya penyakit yang diderita (multi patologi), fungsi organ yang sudah menurun, rentan terhadap penyakit dan stress, lebih sering membutuhkan bantuan serta fase pemulihan yang lama dan membutuhkan penanganan yang tepat.
Hari Lanjut Usia Nasional telah ditetapkan setiap tanggal 29 Mei, yang bertujuan untuk melestarikan kesinambungan perilaku kekeluargaan antar generasi bangsa di Indonesia. Nilai – nilai tradisional di Indonesia telah menempatkan kedudukan usia lanjut secara  terhormat dan harus tetap dipertahankan sehingga perlu dilakukan antisipasi terhadap sistem nilai tersebut akibat pengaruh globalisasi dan modernisasi. Tema Hari Lanjut Usia pada tahun 2011 ini adalah “ Memperkuat Koordinasi antar Instansi dan Masyarakat dalam Pemberdayaan Lanjut Usia”. Upaya pembinaan usia lanjut terutama ditujukan pada peningkatan kesehatan dan kemampuan untuk mandiri agar selama mungkin tetap produktif dan berperan aktif dalam pembangunan.

Dalam rangka menjaga agar kelompok Lansia dapat secara mandiri mencapai derajat kesehatan yang optimal dan mampu berkontribusi dalam pembangunan maka ada beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh kelompok lansia diantaranya adalah :  pertama, Olahraga sesuai kemampuan. Kegiatan olahraga secara teratur sesuai kemampuan sangat dianjurkan bagi lansia, karena olahraga teratur dapat membantu pembakaran kalori, mengaktifkan otot jantung dan pernafasan serta membantu menghilangkan stress. Olahraga yang dapat dilakukan misalnya jalan biasa, jalan cepat, senam dan bersepeda. Kedua, Pemenuhan gizi seimbang. Pengertian gizi seimbang mempunyai makna penting yaitu  makanan yang dikonsumsi sehari – hari harus mengandung zat – zat tenaga, pembangun dan pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Kelompok lansia membutuhkan makanan yang bergizi seimbang agar tetap sehat, produktif dan ceria didalam menghadapi usia senja. Kebutuhan energi pada lansia semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia, namun demikian lansia tetap memerlukan energi, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat dalam jumlah yang seimbang guna pemeliharaan dan mendukung kelancaran proses dalam tubuh agar tetap berjalan secara normal. Ketiga, Memperkuat ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai orang yang sudah menjalani hidup dan mempunyai banyak pengalaman, lansia akan lebih arif dan bijaksana dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Hidup dinikmati dengan menerima semua keadaan yang ada termasuk kondisi fisik yang sudah berubah, apa yang sudah diperoleh, berusaha pasrah dan tawakal. Dengan menganut pola hidup demikian, lansia akan terhindar dari stress yang dapat memicu timbulnya penyakit.
Upaya pemberdayaan lansia membutuhkan dukungan dari Masyarakat dan Lintas sektor terkait. Dukungan diperlukan dalam rangka meningkatkan kemandirian lansia, sehingga mereka tetap menjadi aset bangsa yang bermanfaat bagi pembangunan. Dimulai dari Lingkungan keluarga. Rasa hormat dan kasih sayang anggota keluarga terhadap kelompok usia lanjut sangat penting, sehingga mereka merasa bahwa keberadaan mereka di dalam keluarga tetap dibutuhkan sebagai pihak yang bisa dijadikan sumber pertimbangan dalam pengambilan keputusan, selain itu lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya. Pola pikir (mindset) yang ada di masyarakat juga harus diubah terhadap kelompok lansia, dimana mereka yang selama ini hanya dianggap sebagai beban harus diberikan lebih banyak kesempatan untuk bisa mengaktualisasikan diri sebagai subyek pembangunan. Potensi yang ada di dalam diri mereka harus tetap dimanfaatkan secara optimal. Sebagai contoh seorang lansia mantan pejuang kemerdekaan dapat dijadikan sebagai sumber sejarah yang dapat membangkitkan rasa nasionalisme dikalangan generasi muda yang semakin memudar seiring dengan pengaruh globalisasi. Seorang pensiunan masih bisa menyumbangkan ide – ide atau gagasan yang dapat memberikan masukan bagi penentuan kebijakan di suatu daerah, atau bisa juga sebagai motor penggerak di masyarakat untuk mendukung program – program pemerintah.
Lintas sektor terkait juga memegang peranan penting dalam pemberdayaan lansia, Dinas Kesehatan berperan dalam peningkatan derajat kesehatan lansia melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Upaya yang saat ini tengah dikembangkan adalah Puskesmas Santun Lansia, yakni pemberian pelayanan kesehatan satu atap mulai dari pendaftaran, pemeriksaan kesehatan dan pengambilan obat yang dipisahkan dengan pasien umum. Selain itu dikembangkan pula Posyandu Lansia dalam rangka memantau kondisi kesehatan lansia. Departeman Agama berperan dalam pembinaan rohani yang bermanfaat bagi penguatan mental dalam menjalani kehidupan di masa tua melalui kelompok – kelompok pengajian. Dari sektor ekonomi, lansia tetap bisa diberdayakan melalui kegiatan ekonomi produktif dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan meskipun dalam skala kecil. Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan secara berkelompok dan bersama – sama akan menumbuhkan semangat mereka sebagai bagian dari masyarakat yang produktif tanpa merasa tersisihkan sebagai kelompok yang tidak mampu lagi berkarya.
Melalui dukungan masyarakat dan lintas sektor terkait kelompok lansia akan mampu menjalani masa tua dengan penuh semangat dan memiliki kemandirian dalam mengelola kehidupan mereka sendiri. Kemandirian ini semata – mata bukanlah tanpa bimbingan dan pendampingan dari keluarga, mereka tetaplah bagian dari keluarga yang harus  senantiasa kita hormati dan kita junjung tinggi derajat dan kehormatannya. Kelompok lansia bukanlah beban bagi pembangunan bangsa ini, namun justru menjadi pemicu semangat bagi generasi muda untuk berbuat lebih baik dan menjadi bagian dari  pembangunan yang akan membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia.  Selamat Hari Lanjut Usia !




Tidak ada komentar:

Posting Komentar