Selasa, 21 Juni 2011

URGENSI PENDIDIKAN REPRODUKSI BAGI REMAJA
Oleh : Reyta Noor.O, SKM


            Akhir – akhir ini semakin marak pemberitaan baik di media massa maupun media cetak tentang berbagai kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh remaja, selain itu kasus video porno yang dibintangi oleh para pelajar yang notabene masih duduk di bang ku SMA atau SMP semakin tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Hal ini tentu saja mengundhang kekhawatiran bagi sebagian besar orang tua, tingkah laku para remaja semakin tidak terkendali apalagi dengan semakin besarnya pengaruh televisi terhadap gaya hidup (lifestyle) remaja yang cenderung meniru tingkah laku artis ibukota dan menjadikannya trend setter dalam berperilaku. Munculnya berbagai kasus kehamilan di luar nikah, hidup serumah dengan lawan jenis tanpa ikatan perkawinan yang sah, adegan ciuman dengan pacar ikut mempengaruhi pola piker remaja bahwa seks pra nikah bukan lagi dipandang sebagai sesuatu hal yang tabu untuk dilakukan pada era modernisasi ini.
Ujung pangkal dari berbagai masalah di atas adalah terjadinya kehamilan di luar nikah yang tidak dikehendaki. Ketidaksiapan secara fisik untuk mengandung bagi remaja putri, ketidaksiapan finansial untuk memulai kehidupan sebagai sebuah keluarga, dan ketidaksiapan mental untuk mendengar cibiran dan cemoohan tetangga, teman sejawat serta rasa malu akibat dikeluarkan dari sekolah adalah beberapa alas an yang mendasari remaja yang telah terlanjur melakukan seks pra nikah memilih aborsi sebagai jalan keluar dari masalah ini, seperti kasus aborsi yang dilakukan oleh salah seorang pelajar SMA di Klinik Medika Jl.Pogot Surabaya yang dilakukan oleh Dokter Yohanes Antony (Toni sukaryo) yang menurut Dinas Kesehatan setempat tidak mempunyai Ijin praktek (Jawa Pos, 20 Nopember 2008). Sering kali aborsi yang dilakukan adalah aborsi yang tidaka aman yaitu dilakukan  oleh orang yang tidak ahli (non medis) yang tidak memenuhi prosedur standar yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa ibu. Kematian akibat tindakan aborsi yang tidak aman ikut menyumbang semakin tingginya kasus kematian Ibu di Indonesia. Angka Kematian Ibu di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 307/100.000 KH (SDKI 2002 – 2003), dimana sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh perdarahan.
Merebaknya kasus seks pra nikah mengindikasikan bahwa pengetahuan tentang reproduksi tidak dimengerti secara lengkap oleh para remaja. Apa yang mereka ketahui hanyalah pengetahuan secara fisik yang tertuang dalam pelajaran biologi misalnya : alat – alat reproduksi dan tanda – tanda kematangan reproduksi. Lebih jauh tentang akibat yang ditimbulkan karena perilaku seks yang tidak aman jarang sekali tersentuh dalam pelajaran formal di sekolah.

Masa Puber
Tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang pasti melewati masa remaja, masa dimana seseorang mempunyai gejolak yang membara, tingkat emosional yang masih labil, serta kemauan yang kuat tanpa diimbangi dengan pemikiran yang matang. Periode kehidupan remaja di tandai dengan pubertas, masa puber (adolescence) berarti proses peningkatan bertahap menuju kematangan tubuh, akal, social, dan perasaan. Namun bukan berarti bahwa seseorang yang telah mencapai baligh, atau masa pubernya telah dimulai dapat dianggap mampu untuk mandiri dan dapat dikategorikan sebagai laki – laki atau wanita dewasa, dala arti siap memulai hidup baru sebaai keluarga. Pada umumnya usia pubertas diawali pada usia 15 – 18 tahun, namun seiring dengan meningkatnya status gizi remaja, pubertas dapat diawali pada usia 10 tahun.
Bagi remaja putri dimulainya masa puber ditandai dengan keluarnya darah haid (menstruasi), sedangkan bagi laki – laki ditandai dengan datangnya mimpi basah. Pada masa ini remaja lebih memilih untuk bergaul dengan kelompok umur sebaya (peer group) dibandingkan berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarganya. Disinilah peran lingkungan atau teman sepergaulan memegang peranan penting dalam membentuk sikap maupun tingkah laku remaja. Seringkali apa yang dilakukan oleh kelompoknya harus diadopsi oleh seluruh anggotanya. Karena jika tidak mengikuti perilaku kelompok akan dianggap sebagai remaja yang tidak gaul alias kuno. Selain lebih memilih teman untuk menghabiskan waktu luang, pada masa ini remaja mulai merasakan ada ketertarikan dengan lawan jenis, dan membutuhkan rasa kasih saying serta perhatian dari orang lain diluar keluarga. Hal inilah yang patut diwaspadai karena penafsiran yang salah akan rasa kebutuhan untuk dicintai ataupun mencintai lawan jenis yang seringkali dimanifestasikan secara tidak benar oleh remaja masa kini. Apa yang mereka sebut cinta adalah berani berkorban atas segala sesuatu yang diinginkan oleh sang pacar, tanpa memandang apakah sesuatu itu melanggar norma yang berlaku di masyarakat. Ketertarikan terhadap lawan jenis adalah hal yang sangat naluriah, namun ada batasan –batasan yang tidak boleh dilanggar dalam pengejawantahan rasa ketertarikan tersebut. Beberapa tata aturan harus diikuti termasuk hal –hal yang boleh dilakukan antara lawan jenis yang wajib melalui tahap pernikahan. Namun, norma atau tata aturan ini seolah –oleh telah dilupakan oleh kaum remaja, apa yangmereka yakini benar yaitu seks dulu baru nikah adalah sebuah pemahaman yang perlu diluruskan. Pemahaman ini tidak terlepas dari apa yang mereka pelajari dari lingkungan, toh banyak kasus hamil duluan yang kemudian baru didikuti dengan proses pernikahan. Gejolak darah muda membuat seseorang tidak dapat berpikir secara rasional sebelum bertindak, termasuk memikirkan akibat yang ditimbulkan oleh karena seks pra nikah.

Mekanisme Kontrol
Berbagai permasalahn remaja terutama dalam hal pengetahuan tentang reproduksi remaja membutuhkan mekanisme control baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, keluarga memegang peranan penting dalam mengawasi segala tingkah laku anak yang cenderung mengarah ke hal – hal yang bersifat negatif. Kemajuan teknologi yang begitu pesat semakin mempermudah akses terhadap gambar – gambar maupun adegan porno, baik itu melalui download di internet,  Televisi, handphone atau dengan membeli CD . Tanpa bermaksud membatasi ruang gerak anak, sekali waktu barangkali orang tua perlu mengawasi berbagai media tersebut. Selain itu kepedulian orang tua terhadap anak, termasuk menjadi teman curhat ketika ada masalah dapat mengurangi keinginan anak untuk mencari perhatian ataupun kasih saying diluar keluarga. Perhatian terhadap anak, terutama pada masa – masa remaja sangat diperlukan apalagi dalam periode ini remaja memiliki rasa emosional yang sangat labil. Kebutuhan akan rasa kasih saying dan perhatian yang dapat terpenuhi di lingkungan keluarga membuat anak lebih betah untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
 Mekanisme control secara eksternal dapat dilaksanakan oleh sekolah – sekolah, LSM , maupun dinas kesehatan. Lingkunngan sekolah berperan memerikan pendidikan formal, barangkali perlu adanya tambahan materi dalam memperdalam pengetahuan remaja tentang masalah reproduksi, tidak lagi terbatas hanya pada masalah fisik saja tetapi juga termasuk dampak dan akibat yang ditimbulkan dari perilaku seks yang keliru. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) memegang peranan sebagai pendmping remaja dalam memecahkan berbagai persoalan yang berkaitan dengan permasalahn remaja khusunya yang berkaitan dengan masalah reproduksi. Dinas kesehatan juga mempunyai peranan penting dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi bagi remaja, melalui kerjasama dengan pihak – pihak sekolah. Ketiga elemen tersebut saling terkait dan perlu saling berkoordinasi dalam rangka menyelamatkan generasi muda dari tindakan yang  pada akhirnya hanya merugikan masa depan mereka sendiri, dan juga semakin menambah beban Negara ini. Semakin banyaknya remaja yang putus sekolah karena hamil di luar nikah,menambah panjang jumlah angkatan kerja pasif (pengangguran). Tenaga kerja professional menjadi berkurang karena sebagian besar remaja putus sekolah hanya bekerja sebagai buruh bahkan ada yang menjadi pengangguran yang akan  menjadi beban Negara. Generasi yang mereka hasilkan pun kurang berkualitas karena ketidaksiapan secara financial akan menyebabkan mereka tidak mampu memberikan makanan yang bergizi bagi bayi yang dilahirkan. Oleh karena itu kinilah saatnya kita bahu membahu memerangi banyaknya kasus pemerkosaan, seks pra nikah, video porno remaja denngan memberikan pendidikan reproduksi yang memadai bagi remaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar